Berstatus Pasien Dalam Pantauan (PDP) Covid-19 dan dirawat
disalah satu Rumah Sakit di Kota Padang Sidempuan, EEL akhirnya menghembuskan
nafas terakhir pada Sabtu (4/4). Sebelum meninggal, EEL yang sedang hamil
tersebut sempat mengunggah curhatannya tentang pelayanan RSUD Padang Sidempuan,
melalui siaran langsung facebook pribadinya pada Jumat (3/4) pukul 18.20 WIB.
Pada siaran langsungnya di facebook, EEL menyebutkan pelayanan
RSUD Padang Sidempuan, Sumatera Utara tidak maksimal, sehingga akhirnya dia
meminta untuk dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di Medan. “Ini ruangan rumah sakit, ruangan rumah sakit yang idak layak dipakai, minta minum saja, dua jam kemudian baru
datang. Sesak,” ujar EEL pada siaran langsungnya di facebook.
Selanjutnya EEL yang masih berada di ruangan isolasi dan terpasang
selang bantu pernafasan dihidungnya , juga mengeluhkan makanan yang diberikan
rumah sakit kepadanya tidak layak. “Ini gimana orang mau makan. Nasinya keras, orang sehat saja tidak bisa makan, apalagi
saya yang lagi sakit, Ini makanannya (Sambil menunjukkan nasi), Ini ruangan
Rumah Sakit Kota Padang Sidimpuan. Ya Allah, sesak ya Allah, Minta minum saja
dua jam baru dating, Ya Allah, Tuhanku, sesak. Tolong,” ujar EEL
Ketika dikonfirmasi, Wali Kota Padang Sidempuan Irsan Efendi
Nasution, membenarkan terkait meninggalnya EEL. Irsan menyebutkan EEL meninggal
ketika dalam perjalanannya ke Rumah Sakit Adam Malik Medan, Sumatera Utara pada
Jumat malam pukul 23.30 WIB, dimana Ambulance harus menempuh perjalanan selama 10 jam untuk sampai ke Medan.
Sesampainya di Medan, jenazah dimakamkan di kuburan khusus
COVID-19 yang terletak di Kawasan Simalingkar B Medan. Untuk proses Pemakamannya
sendiri, Wali Kota Padang Sidempuan, mengaku sudah berkordinasi dengan Gugus
Tugas Sumut, dan PLT Kota Medan.
Terkait dengan keluhan EEL di facebook sebelum meninggal,
Irsan menyebutkan bahwa pihak rumah sakit sudah semaksimal mungkin melakukan
pelayan terhadap pasien, termasuk EEL, pasien yang berstatus PDP.
Bahkan pihak Rumah Sakit sudah memfasilitasi pasien dengan
16 perawat dan beberapa dokter. “Saya bukan mau membela rumah sakit, Nasi yang
dia tunjukan itu, Sudah kita tanya sebelumnya dia pengin apa, Itu yang kita
beli,” ujar Irsan.
Kemudian Irsan menambahkan dengan membantah tuduhan pasien
sebelum meninggal yang menyebutkan bahwa perawat terlambat mengantar dua jam ketika
pasien minta air minum. Karena terlihat dalam video pasien bahwa ada dispenser
disampingnya, sebelum pasien meninggal dunia.
" Saya pikir petugas medis di RSUD Padang Sidempuan sudah
mempertaruhkan nyawa, keselematan mereka membela pasien kita ini, walaupun
mereka harus menerima bully seperti ini,” ujar Irsan.(Red)