![]() |
Sumber Foto : Istimewah |
Karena maraknya penyebaran virus corona dan langkahnya masker dan penyanitasi tangan
di seluruh apotek dan supermarket, seorang
warga Kota Medan, Sumatera Utara berinisiatif membuat hand sanitizer atau
penyanitasi tangan sendiri berdasarkan cara yang telah dibuat dalam surat
edaran Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Bahan
penyanitasi tangan ini dibeli di toko kimia dan dibuat hanya untuk kebutuhan
sendiri serta keluarga guna mencegah penyebaran Covid-19.
Dengan kondisi permintaan alat pelindung diri (A-P-D)
seperti masker dan hand sanitizer atau penyanitasi tangan yang tinggi pada
masyarakat, kelangkaan kerap terjadi di apotek. Harga yang relatif tinggi juga terkadang
menjadi kendala bagi masyarakat untuk membelinya.
Agar tidak panik guna menyikapi kondisi tersebut, salah
seorang warga di Jalan Amal Luhur Medan, Sumatera Utara, Rufina Pramudita, berinisiatif untuk membuat hand
sanitizer sendiri di rumah, guna dipakai untuk dirinya dan keluarga.Wanita 26
tahun ini, membuat penyanitasi tangan
dengan berpedoman pada syarat dari World Health Organization (W-H-O), yang ada dalam surat edaran Balai Pengawasan
Obat Dan Makanan (B-POM) yang telah resmi beredar.
![]() |
Sumber Foto : Istimewah |
Selain dari surat edaran B-POM, dirinya juga belajar dari
video pembimbingan atau tutorial resmi yang dibuat oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), guna mencampur bahan seperti ethanol, gliserin,
air dan sejumlah bahan lainnya ke dalam botol yang telah disiapkan.
Rufina mengaku, bahan membuat penyanitasi tangan ini dibeli
dari toko kimia/ yang menjual bebas
bahan tersebut, walaupun jumlah pembeliannya
dibatasi oleh penjual. Meski bisa membuat sendiri, hand sanitizer buatannya
hanya dipakai untuk dirinya dan keluarga, tanpa diperjualbelikan.
"Karena hand sanitizer itu cukup sulit didapat atau
langka, jadi saya berinisiatif membuatnya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga.
Karena berhubung BPOM dan WHO telah membuat surat edaran sendiri, jadi saya
belajar membuatnya. karena surat itu, saya buatnya dari bahan-bahan yang dijual
bebas." Ucapnya
![]() |
Sumber Foto : Istimewah |
Sementara itu, Martini, selaku orang tua merasa bersyukur
dengan hand sanitizer buatan anaknya sendiri. Dengan begitu, dirinya merasa lebih aman karena bisa sesering
mungkin mencuci tangan setelah beraktivitas, sehingga tidak mudah terinfeksi
corona atau covid-19.
" ya kalau saya merasa beryukur, dengan adanya hand
sanitizer ini di rumah, karena anak saya bisa membuatnya. Jadi ya karena kita
orang tua kan lebih rentan kan dari virus corona ini. Makanya saya dengan
adanya ini, saya bisa sesering mungkin membersihkan tangan saya, anak-anak dan
cucu saya." Ungkapnya.
Untuk mencegah kepanikan di masyarakat, Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (B-POM) telah mengeluarkan surat edaran untuk membuat hand
sanitizer sederhana bagi masyarakat. Namun, B-POM juga mengingatkan bahwa
penyanitasi tangan yang dibuat masyarakat tidak boleh untuk diperjualbelikan,
karena harus melalui izin edar sehingga hanya bisa dipakai untuk kalangan
sendiri.
(RED)